Postingan

CANDI NGETOS: SEJARAH DAN KEUNIKAN MAKAM RAJA TERSOHOR MAJAPAHIT

Gambar
       Berdasarkan arca yang ditemukan di candi ini, Candi Ngetos didirikan pada abad ke-15 pada zaman kerajaan Majapahit yaitu berupa arca Syiwa dan arca Wisnu dapat dikatakan bahwa Candi Ngetos bersifat Siwa–Wisnu.  Candi Ngetos, yang sekarang tinggal bangunan induknya yang sudah rusak itu, dibangun atas prakarsa raja Hayam Wuruk. Tujuan pembuatan candi ini sebagai tempat penyimpanan abu jenasahnya jika kelak wafat. Hayam Wuruk ingin dimakamkan di situ karena daerah Ngetos masih termasuk wilayah  Majapahit  yang menghadap  Gunung Wilis , yang seakan-akan disamakan dengan  Gunung Mahameru . Pembuatannya diserahkan pada pamannya  raja Ngatas Angin , yaitu  Raden Condromowo , yang kemudian bergelar  Raden Ngabei Selopurwotoo . Raja ini mempunyai seorang patih bernama  Raden Bagus Condrogeni , yang pusat kepatihannya terletak disebelah barat Ngatas Angin, kira-kira berjarak 15 km.       Diceritakan, bahwa Raden Ngabei Selopurwoto mempunyai keponakan yang bernama Hayam Wuruk yang menjad

LABIRIN

Kalau boleh menghadirkan pilihan, Pikirku, seperti akan mudah menanggalkan gelap kabut ini Tapi hati punya daya lebih untuk tetap memaku pikir berkutat disini Bersibaku dengan radarnya tak jarang hilang jejak Semua bukan kehendak si pikir Sebab hati sudah mampu mengilhami dengan mandiri Bukankah sebetulnya rasa ini sudah digariskan? Sepertinya pikirmu juga tahu, karena sudah kodratmu untuk lebih mengandalkan itu Bukan ingin si hati tetap terisolasi dalam kotak ini Terbentur pada setiap ujung Labirin yang tiada ujung Tapi peta ku kehilangan sinyal disini Terus berputar, Dengan arah yang tertutup kabut tebal

LINIMASA

Gambar
TIBA. Tiba saatnya pada linimasa. Masa untuk kaki yang dulu hanya belajar berjalan , kini sudah harus bermetamorfosa untuk mulai melangkah, berlari lebih jauh, bahkan untuk jatuh lebih keras. Detik telah berganti menit, jam, bahkan hari. Dinding pertahananku semakin menebal, dengan definisi 'rantau' yang telah mantap kumaknai beberapa jam yang lalu. Lucunya, semua hancur. Ajaib. Sekejap dalam waktu 4 detik saja. Dinding-dinding telah menjadi puing hanya dengan mendengarkan ucapan “Halo nduk, apa kabar?” Tidak apa-apa, aku tidak menyalahkan suara yang masuk telingaku dengan sopan itu. Aku akan bangun dinding pertahanan ini sekali lagi, atau bahkan mungkin bisa berulang kali. Mungkin baru bisa ku maknai bagaimana arti permainan lego saat ini. Dengan senang hati aku akan terus memainkan permainannya, sampai gelar itu bisa kubawa pulang kepada dia yang memberi nama.

DUA DUNIA

Kita dua yang tak satu objek, Aku tak paham duniamu, dan aku yakin belum tentu kau akan suka menyelami duniaku. Kau suka berkelana, bersahabat dengan alam tepatnya. Sementara aku, aku suka berada di tengah masyarakat. Dunia sosial. Itu kebahagiaan. Menurutku. Kita pernah disatukan dalam satu visi. Haha namun sayang, hanya dalam visi organisasi saat itu. Visi hidup, suatu saat. Semoga saja. Asal kau tau, pengabdian masyarakat sudah seperti candu bagiku. Hmm yah seperti berkelana mungkin dalam versimu. Dan semoga, suatu saat kau yang mengantar aku pergi ke daerah pelosok dengan ilmu petualang mu, yang terbilang cukup handal bagiku. Aku tak memaksamu jatuh dalam duniaku. Namun, aku ingin kau merasa tergores sedikit saja. Agar kau tahu rasa. Menikmati waktu berdua pada belantara di pelosok desa serta dua yang menjadi alasan puluhan orang tersenyum, hah seperti menemukan cara berpadu, kau tahu. Aku pun senang mempelajari duniamu. Dan aku meminta ijin padamu, andai aku yang jadi