DUA DUNIA

Kita dua yang tak satu objek,

Aku tak paham duniamu, dan aku yakin belum tentu kau akan suka menyelami duniaku. Kau suka berkelana, bersahabat dengan alam tepatnya. Sementara aku, aku suka berada di tengah masyarakat. Dunia sosial. Itu kebahagiaan. Menurutku.

Kita pernah disatukan dalam satu visi. Haha namun sayang, hanya dalam visi organisasi saat itu.

Visi hidup, suatu saat. Semoga saja.

Asal kau tau, pengabdian masyarakat sudah seperti candu bagiku. Hmm yah seperti berkelana mungkin dalam versimu. Dan semoga, suatu saat kau yang mengantar aku pergi ke daerah pelosok dengan ilmu petualang mu, yang terbilang cukup handal bagiku.

Aku tak memaksamu jatuh dalam duniaku. Namun, aku ingin kau merasa tergores sedikit saja. Agar kau tahu rasa. Menikmati waktu berdua pada belantara di pelosok desa serta dua yang menjadi alasan puluhan orang tersenyum, hah seperti menemukan cara berpadu, kau tahu.

Aku pun senang mempelajari duniamu. Dan aku meminta ijin padamu, andai aku yang jadi objek untuk jepretan pertamamu di tempat itu, apakah boleh? Tapi, mungkin lensa kameramu akan cemburu ketika lensa matamu lah yang tertangkap oleh sorotku.

Aku baru ingat, kau juga sangat pandai dalam mencari spot epic. Sepertinya kita cocok dalam hal itu. Aku pun suka, tapi selebihnya kau yang lebih tau bagaimana cara memperindah saat objek itu tertangkap kamera. Maklum saja, kau sudah ahli dalam dunia itu. Bahkan itu yang mengantarmu sampai pada gerbang 'Universitas kerakyatan' itu, katamu.

Komentar

Posting Komentar